Kamis, 23 Oktober 2014

Kuliah Kerja Usaha (KKU)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang Masalah
            Pelaksanaan kuliah kewirausaan diadakan untuk  memberikan pemahaman serta pengetahuan mengenai dunia kewirausahaan serta untuk menumbuhkan minat dan motivasi untuk menjadi seorang wirausahan pemula yang sukses dan handal.
            Kegiatan KKU ini dilaksanakan untuk menganalisa masalah serta tantangan yang terjadi dalam dunia usaha yang menyangkut dengan objek lapangan  yang telah ditentukan  sebelumnya. Mahasiswi mahasiswa  peserta KKU  akan menghadapi secara langsung  situasi  dalam kewirausahaan  di lapangan pada  objek usaha yang akan diteliti oleh peserta KKU. Untuk  mengikuti kuliah kewirausahaan ini mahasiswa diwajibkan  telah meluluskan mata kuliah Metodologi penetian  (MPL). Mahasiswa yang menjadi menjadi peserta KKU. Ini adalah mahasiswa yang berasal  Fakultas Ekonomi dari jurusan Manajemen dan Akuntansi  dengan program studi strata-I.
            Setelah para mahasiswa mengikuti mata kuliah KKU selama 2 bulan berturut turut dalam intensitas yang padat dari pukul 8 pagi hingga pukul 6 sore mereka diwajibkan untuk membuat laporan berdasarkan data – data yang diambil dari lapangan.untuk kemudian data data tersebut dikumpulkan, dianalisa dan pada akhrinya  dapta di tarik satu kesimpulan. Kesemuanya ini  berguna untuk  mahasiswa yang bersangkutan agar mereka dapat mengenal jenis – jenis usaha dan mengetahui bagaiman proses produksi suatu badan 

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1      Gambaran Umum Kewirausahaan (KKU)
            Menurut Thomas (2008) kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permassalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Sedangkan Drucker, Peter (2007) mendifinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
            Menurut Widodo (2005:108) mengatakan  gahwa Wirausahawan yang memahami opportunitas atas peluang – peluang bisnis dan kemudian membangun organisasi usaha untuk meraih  atau mewujudkan peluang bisnis yang paling cocok untuknya dari kesejahteraan pribadi dan masyarakat.

2.2      Aspek Produksi
            Sistem Produksi
            Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha pabrikan yaitu yang menghasilakan barang –barang nyata seperti motor, sepeda dan lain sebagainya, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktifitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan(input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti yang

BAB III
PROFIL USAHA PRABOT
3.1                         Sejarah Singkat
Perabot Merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang industri kerajinan tangan yang dirintis oleh Bapak M. Dahli Ismail pada awal mulanya pendirian usaha ini, Bapak M. Dahli Ismail  Memulai usaha pembuatan prabot ini di Menasah Paya Puenteut, di  Cunda. Sebelum mendirikan usaha ini.
Usaha pembuatan Prabot ini didirikan pada tahun 2007 beliau memberikan nama usaha ini, ‘’ Usaha Prabot Koperasi Putra Bangsa ‘’ karena usaha ini hanya berfokus pada pembuatan prabot dan penjualannya. Bahan baku berupa  kayu di datangkan dari luar kota, Usaha Prabot ini memiliki lima orang tenaga kerja yang membantu dalam melaksanakan pembuatan Prabot seperti, kosen, lemari, pintu, meja, dan lain sebagainya.
3.2                         Aspek produksi
Aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor produksi.
Mengingat begitu besar peranan dari aspek teknis produksi dalam kegiatan uasaha yang di rencanakan, aspek ini harus dipertimbangkan dan diperhitungkan secara tepat dan benar. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai segi aspek teknis produksi yaitu sebagai berikut


BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat kami berikan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
4.1      Kesimpulan
a.         Jumlah pendapatan dan biaya usaha pada Usaha Prabot terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan bertambahnya jumlah konsumen yang dimanfaatkan jasa prabot
b.         Investasi pada Usaha Prabot akan mendapat member hasil keuntungan setiap periode karena setiap periode usaha ini menerima kas bersih. Dari hasil perhitungan diperoleh NPV adalah sebesar Rp. 18.107.174 atau bersifat positif, maka investasi Usaha Prabot dapat diterima.
c.          IRR dari hasil perhitungan tersebut lebih besar dari nilai uang yang berlaku dikantor perbankan yaitu rata-rata 20% dengan demikian investasi Usaha Prabot dapat diterima.
d.         Tingkat penutupan Investasi akan diterima kembali dalam jangka pendek yaitu sekitar tiga (3) tahun 2 bulan (3 hari) 

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Peter. J. Paul Dan Also Jerry C. 2000, Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran, Alih Bahasa Dimas Sihombing Penerbit Erlangga, Jakarta.
Philip Kloter 2002 Manajemen Pemasaran/Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid 1), Edisi 12, Penerbit Erlangga.
Ibrahim, M. Yacob.1998. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta
Nurlela. R Dan Islahuddin 2009 Pengaruh Lomperate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Persentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating, Simposiun Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Riyanti Bambang, 1997 Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi Ke Empat BPFE,Yogyakarta.
Thomas W. Zimmerer 2005 Pengantar Kewira Usahawan Dan Manajemen Bisnis Kecil, Second Edition, Prenhalindo, Jakarta.
Kasmir Dan Jakfar 2003 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta, Kencana Prenada Media Grub
Lamb Chales W. Hairb. Joseph Mc. Daniel, Carl, 2001 Pemasaran Buku Satu Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Drucker, Peter, 2007. Inovasi Dan Kewiraswastaan, Erlangga Jakarta
Ujiyanto, Muhammad Arif Dan Pramuka, Bandung Agus. 2007. ‘’Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan’’ Simposium Nasional Akuntansi X: Unhas Makasar, 26-28 Juli 2007.
Cals S Warren, James M reeve, Philip E Fess, 2005 Pengantar Akuntansi Penerjemah Aria Faramita, Amagnugrahani Dan Taufik Hendrawan, Edisi 21, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Sulistyowati, Dewi. 2009. ‘’Analisis Tehnik Manajemen Laba Menggunakan Manipulasi Aktivitas Rill Dan Classification Shifting’’. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponogoro Semarang.
Ibrahim, Chariri, Anis Dan Ghozali, Imam. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Badan penerbi Universitas Diponogoro.
Anoraga Pandji 2007 Pengantar Bisnis, Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi Jakarta : PT Rineka Cipta, Cutlip, Scott M. Allen H. Center, Glen M.


TEORI TEORI MOTIVASI

TEORI TEORI MOTIVASI

         Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
 








• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.       karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.      karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
  3. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
  4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
 yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. Clayton Alderfer ERG

 Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.